Catatan Kiriman Sahabat :

 

Lupa

 

Wah sampai lupa daratan ! Ucapan ini yang sering saya dengar dulu, sewaktu saya sebagai engineer, baru pulang dari schedule kerja di offshore -- waktu itu kami masih pengantin baru.

 

Pak De saya juga suka lupa pulang ke rumah, bukan karena melupakan istri dan anak-anak, tapi karena memang benar-benar lupa alamat rumahnya. Maklum karena menderita penyakit elzheimer (atau sejenis itulah). Bahkan lucunya, sampai nggak pernah ingat apa tadi sudah makan apa belum, pokoknya setiap lihat makanan, ya di-embat.  Kasihan.

 

Banyak orang juga sering lupa jumlah uang miliknya, sehingga dengan mudah mengeluarken check mundur atau minta kredit walau sudah tidak mampu bayar angsuran. Ya, akhirnya lupa hutang dan juga lupa membayar.

 

Lupa hutang bukan terjadi pada orang awam saja. Mantan Presiden kita, menambah stock hutang pemerintah 16 milyard dollar selama 500 hari masa pemerintahannya saja (sama dengan 32 juta dollar per hari). Sayang, beliau "lupa" memepertanggungjawabkannya dalam SU MPR yang lalu. Kini terbuka lupa-lupa yang lain, ya Bank Bali, BPPN, Texmaco, dlsb.

 

Budaya lupa adalah budaya manusia modern. Kita lupa akan hukum agama, lupa punya anak-istri, lupa bahwa itu adalah uang rakyat, lupa berdoa, bahkan sampai lupa jenis kelamin --  banyak homo dan lesbian pada kawin.

 

Pada saat kita gembira, umumnya kita lupa teman, lupa saudara, bahkan lupa orang tua.  Namun kalau lagi susah, wah.....daya ingat kita tok-cer kembali kemana kita bisa minta bantuan atau pertolongan. Di saat menderita kita jadi pintar berdoa tanpa terputus, sampai lupa perkataan amin.

 

Yang paling sering - apalagi kalau pertengkaran antara suami-istri - kesalahan di  zaman baheula pasti masih diingat dan diungkit kembali, rasanya sampai tujuh turunan pun nggak bakal terlupakan. Sulit kita melupakan kesalahan orang lain walau sekecil apapun, namun kesalahan dan kebobrokan kita penginnya segera dilupakan orang, seolah-olah tak pernah terjadi.

 

Dengan mudah kita melupakan jasa baik orang terhadap diri kita, tapi kita akan selalu mengingat apa yang telah kita perbuat untuk orang lain. Cobalah Anda bikin daftar di atas kertas, mana yang lebih teringat, kesalahan atau kebaikan orang lain ? Saya tahu jawabannya.

 

So, marilah di weekend ini, kita ingat kembali nomor telepon atau alamat orang-orang yang pernah dekat dengan kita. Cobalah hubungi mereka kembali walau just to say : "hello".

 

Have a nice weekend !

 

Balikpapan, awal Desember 1999

Heru Pramono

 

 

[Kembali]