Catatan Kiriman Sahabat :

 

Pengangguran Dan Buta Huruf

Minggu lalu saya baca di suatu majalah bahwa di negara maju prosentase orang buta huruf cukup mengejutkan : USA - 21%, UK - 20%, Australia - 17 %, Swiss - 15%, Belanda - 11%., Norwegia - 10%. Kemudian oleh penulisnya disimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara buta huruf dan penganggur.

 

Norwegia dengan 10% buta huruf, penganggurnya 4 - 5 %, tapi USA dengan angka 21% buta huruf (lebih dari 40 juta warga Amerika adalah buta huruf, mengejutkan) tapi tingkat pengangguran sama tingkatnya dengan Norwegia.  Saya jadi berpikir : melek huruf tidak membuat orang semakin employable.

 

Kemudian saya ingat suatu cerita beberapa bulan yang lalu :

Seorang dosen IKIP di Jakarta diejek oleh temannya dosen IPB "Wah susssahh, calon mahasiswa kami harus ditatar lagi dalam soal matematika. Gimana sih IKIP mendidik calon-calon guru SMA, apakah tidak bisa mengajar matematika".

 

Sang dosen IKIP tersinggung : "Saya kurang tahu pak. Tapi saya pernah ikut ke Thailand pak, disana saya disuguhi jambu Bangkok, durian Bangkok dll, tapi disini kok saya belum pernah disuguhi mangga IPB, jambu IPB, durian IPB.........."   akhirnya brengg, kedua dosen tidak mau saling menegur lagi.

 

Dari situ kesimpulan saya adalah suatu negara meskipun jumlah penduduk buta hurufnya besar, namun kalau para intelektualnya sungguh bermutu dan benar-benar bekerja demi kemajuan bangsa pasti akan maju. Lha kalau saling cakar-cakaran terus, ya embuh…..

 

 

Oktober 2000

Heru Pramono

 

 

[Kembali]