Sebuah Reportase :

 

Berakhir Pekan Di Festival Strawberry Ponchatoula

 

Selama dua hari di akhir pekan ini, Sabtu-Minggu, 7-8 April 2001, di sebuah kota kecil bernama Ponchatoula digelar acara tahunan yang disebut “Ponchatoula Strawberry Festival”. Tahun ini adalah tahun ke-30 sejak pertama kali diselenggarakan pada tahun 1972. Menilik sebutan acaranya, memang keramaian ini berkaitan dengan buah strawberry.

 

Ponchatoula memang terkenal sebagai penghasil utama buah strawberry, khususnya untuk wilayah negara bagian Louisiana. Bahkan para Ponchatolian (sebutan untuk penduduk Ponchatoula) sangat bangga menyebut kotanya sebagai Strawberry Capital of the World!. Sebutan yang kedengarannya berlebihan. Namun karena saya tidak menjumpai fakta statistiknya, maka begitulah saya juga menyebut kota Ponchatoula. Setidak-tidaknya sebutan itu sah karena tertuang dalam Perda (ordinance) kota Ponchatoula.

 

Selain terkenal dengan hasil pertanian buah strawberry, Ponchatoula juga dikenal dengan sebutan sebagai Antique City of Ponchatoula. Bukan karena ini kota tua dan antik, melainkan karena di kota ini banyak dijumpai toko-toko yang memperdagangkan barang-barang antik dan kerajinan.  

 

Ponchatoula hanyalah sebuah kota kecil yang terletak di barat laut New Orleans. Untuk mencapai kota yang berjarak sekitar 50 mil (80 km) dari New Orleans ini diperlukan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan. Ke kota inilah kami sekeluarga berakhir pekan di hari Minggu ini, menikmati acara festival strawberry. Berangkat dari New Orleans sekitar jam 10:30 pagi langsung menuju ke jalan bebas hambatan I-10 ke arah barat, lalu berpindah ke I-55 menuju utara mengitari sisi selatan dan barat danau Ponchartrain.

 

Sekitar jam 12:00 siang kami sudah berada di kepadatan lalu lintas kota kecil Ponchatoula. Berjalan merambat di jalan Highway 51 sambil mencari tempat parkir. Terlihat di sisi kanan-kiri jalan sudah penuh dengan kendaraan parkir, hingga akhirnya saya masuk ke sebuah lapangan luas yang berfungsi sebagai tempat parkir umum dan gratis.

 

Keluar dari tempat parkir, kami masih harus berjalan kaki agak jauh menuju arena keramaian. Namun terasa enak saja karena banyak pengunjung lain yang juga melakukan hal yang sama. Semakin mendekat ke arena festival, barulah saya tahu bahwa beberapa pemilik lahan di pinggiran jalan memanfaatkan halamannya untuk tempat parkir dengan membayar US$5. Semakin dekat lagi menuju pusat kota ongkos parkirnya menjadi US$10. Jadi, ya pantes kalau tadi saya parkir gratis, wong lokasinya agak jauh.

 

***

 

Festival ini sendiri digelar di sebuah blok di kota Ponchatoula. Selain karena kekhasan acaranya dimana buah strawberry menjadi tema sentralnya, maka selebihnya adalah acara keramaian biasa. Puluhan anjungan (booth) ketangkasan digelar di seputaran arena festival. Anjungan ketangkasan yang kalau di Indonesia sudah diteriaki berbau judi, tapi rupanya “penciuman” masyarakat Amerika memang berselera beda. Jadi, ya anjungan sejenis itulah yang juga banyak diminati.

 

Sudah umum bahwa arena ketangkasan seperti ini di Amerika biasanya menjanjikan hadiah berupa jenis-jenis mainan anak dan boneka kain (yang kalau di Indonesia sering diidentikan dengan nama boneka “panda”, meskipun bentuknya ada kucing, anjing, beruang, kura-kura, buaya, monyet, tokoh cerita anak-anak, dsb.). Nyaris tidak dijumpai yang menjanjikan hadiah barang menggiurkan atau uang.

 

Maka dapat ditebak, kalau banyak orang dewasa atau orang tua beradu ketangkasan dengan membayar US$1-5 per permainan, maka pasti mengangankan hadiah buat anak, cucu, keponakan atau adiknya. Itulah sebabnya barangkali bau judi dari permainan ini seakan-akan termanipulasi. Kalau mau berjudi ya datang ke casino, demikian kira-kira kalau ada yang berkilah.

 

Para pedagang makanan juga mremo (mengambil kesempatan dengan menjajakan jualannya). Lebih-lebih pedagang minuman dingin yang laku keras, mengingat saat ini cuaca sudah mulai panas. Berbagai sarana bermain juga banyak diminati anak-anak maupun orang dewasa. Beberapa panggung untuk pementasan musik pun didirikan. Yang membedakan pentas musik di sini dengan di beberapa pentas musik yang pernah saya lihat sebelumnya adalah dipasangnya tulisan besar berbunyi “No Dancing”.

 

Buah strawberry, sebagai identitas utama festival ini, banyak dijajakan oleh para pedagang. Sebagian diantaranya dengan menyebutkan nama pemilik kebunnya. Tentu sebagai lambang kebanggaan bagi pemilik kebun yang menghasilkan strawberry. Selain dalam bentuk buah segar, juga ditawarkan produk olahannya seperti jam, jelly, kue, anggur, dsb. Jika dibandingkan dengan membeli buah strawberry di supermarket, maka membeli di arena ini akan diperoleh buah strawberry segar dengan harga lebih murah.

 

Acara festival strawberry ini sebenarnya lebih meriah di hari pertama kemarin. Menurut agendanya, kemarin ada karnaval keliling kota yang diikuti oleh puluhan kendaraan, parade mobil antik, lomba makan strawberry, serta penampilan King and Queen Strawberry. Jadilah selama dua hari ini kota Ponchatoula dipadati para pendatang. Menurut catatan yang ada, tidak kurang dari 225.000 pengunjung memadati festival ini setiap tahunnya. Entah bagaimana cara mencatatnya, wong untuk masuk ke arena tidak dipungut biaya.

 

Festival strawberry ini dengan bangga setiap tahunnya digelar oleh Pemda Ponchatoula karena akan menjadi media promosi pariwisata yang efektif bagi kota itu yang pasti terkait dengan beredarnya dollar ke Ponchatoula dan tambahan pemasukan melalui pajak bagi Pemda Ponchatoula.   

 

***

 

Di balik penyelenggaraan festival ini, ada latar belakang sejarah yang menarik. Pada tahun 1968, seorang anggota Dewan Kota bernama Dr. Charles H. Gideon merasa prihatin akan kehidupan ekonomi kota Ponchatoula yang kurang bergairah. Dia melihat kota Hammond, yaitu kota tetangga Ponchatoula yang memang lebih besar, ternyata lebih dikenal orang dengan sebutan sebagai Strawberry Capital of Louisiana.

 

Pikiran “usil dan kreatif” Dr. Charles menggelitiknya untuk mencari tahu kenapa bukan kota Ponchatoula yang lebih terkenal, padahal produksi strawberry dari wilayah Ponchatoula jauh lebih besar dibandingkan yang dihasilkan kota Hammond. Mulailah dikumpulkannya data-data statistik tentang produksi strawberry dari kedua kota itu yang ternyata memang membuktikan kebenaran anggapannya. Tapi sejauh itu kurang ada warga Ponchatoula yang perduli.

 

Berbekal data-data statistik itu, Dr. Charles lalu menemui Walikota dan para pejabat kota tetangganya, Hammond. Intinya adalah bahwa Dr. Charles meminta pengakuan bahwa sebenarnya kota Ponchatoula yang lebih layak menyandang sebutan sebagai Strawberry Capital. Sekalipun para pejabat Hammond mengakui kebenaran data statistik, namun tetap bergeming, apalagi untuk menyerahkan sebutan kebanggaan yang sudah terlanjur disandang oleh Hammond.

 

Nekatlah Dr. Charles, dilobinya Walikota Ponchatoula dan para anggota Dewan Kota lainnya untuk mendukung diundangkannya Perda tentang sebutan Ponchatoula sebagai Strawberry Capital. Setelah itu, disuratinya Walikota Hammond dan “diancam” agar dalam tempo 30 hari melepaskan semua atribut, tanda-tanda, dan segala macam sebutan tentang Strawberry Capital bagi kota Hammond yang disandangnya selama ini.

 

Maka, setelah itu resmilah Ponchatoula menyandang sebutan yang tidak tanggung-tanggung sebagai Strawberry Capital of the World. Kehidupan kota menjadi seperti hidup kembali dengan ditemukannya kebanggaan baru. Para petani strawberry pun semakin menggairahkan kehidupan ekonomi. Berkat pikiran “usil dan kreatif” (plus sedikit kenekatan) Dr. Charles, selanjutnya pada tahun 1972 diproklamirkan tentang tradisi tahunan “Ponchatoula Strawberry Festival”.

 

Memang hanya sebuah sebutan, tak bedanya dengan Kota Kembang untuk Bandung atau Kota Apel untuk Malang. Namun dampaknya secara ekonomi terbukti cukup meyakinkan.

 

***

 

Sekitar jam 03:00 sore kami baru meninggalkan arena festival. Kami kembali ke New Orleans melalui rute yang berbeda dari berangkatnya, yaitu dengan menyusuri jalan State Road 22 ke arah timur hingga tiba di kota Mendeville di sisi utara danau Ponchartrain. Dari Mendeville lalu ke selatan menyeberangi jembatan tol Lake Ponchartrain Causeway menuju New Orleans. Jembatan Lake Ponchartrain Causeway adalah jembatan suuuangat panjang yang membelah danau Ponchartrain sepanjang 28 mil (sekitar 45 km).

 

 

New Orleans, 8 April 2001.

Yusuf Iskandar

 

 


[Kembali]