Sebuah
Catatan :
Para
Kandidat Presiden Amerika
Tadi malam, setiba di rumah dari perjalanan saya ke
Phoenix, Arizona, saya sempat melihat di TV, meski terlambat, siaran langsung
hari terakhir dari Konvensi Nasional Partai Demokrat. Kandidat presiden Al Gore
(yang saat ini adalah Wakilnya Bill Clinton) telah menyampaikan pidato
penerimaannya sebagai kandidat presiden Amerika ke 43 yang akan memulai masa
jabatannya awal tahun 2001 nanti. Sehari sebelumnya, Joe Lieberman juga
melakukan hal yang sama untuk kandidat wakil presiden dari Partai Demokrat.
Konvensi nasional ini adalah puncak dari tahap
pemilihan kandidat presiden dan wakil presiden dari masing-masing partai. Kali
ini Partai Demokrat menggelar Konvensi Nasionalnya di gedung Staple Center, Los
Angeles, California, di sisi barat dataran Amerika, tanggal 11 - 17 Agustus
2000.
Seperti sudah diduga sebelumnya, pidato semacam ini,
sekaligus sebagai ajang kampanye dan penggalangan massa, banyak berisi
“kata-kata manis” dan “program-program indah”. Dari komentar-komentar yang disampaikan
via tilpun ke CNN oleh warga Amerika secara langsung seusai Konvensi malam itu
juga, dapat disimak bagaimana warga Amerika mengekspresikannya. Ada yang
memujinya sebagai “pidato terbaik yang pernah didengar”, ada yang spontan
mengatakan “sebagai simpatisan Partai Republik saya akan beralih memilih Al
Gore”, sebaliknya ada pula yang dengan sinis mengatakan : “janji, janji dan
janji”. Ternyata pada dasarnya ya “sami mawon” (sama saja) dengan pidato
kampanye di Indonesia.
Dua minggu sebelumnya (tanggal 2 Agustus 2000)
ketika saya baru saja tiba di kota Phoneix, lalu menyetel TV di hotel, Dick
Cheney sedang menyampaikan pidato penerimaannya untuk dicalonkan sebagai
kandidat wakil presiden dari Partai Republik. Esok harinya, giliran George W.
Bush (yang saat ini adalah Gubernur negara bagian Texas, dan anak dari George
Bush mantan presiden Amerika ke 41), menyampaikan pidato penerimaannya sebagai
kandidat presiden juga dari Partai Republik. Konvensi nasional Partai Republik
sendiri sudah diselenggarakan di gedung First Union Center, Philadelphia,
Pensylvania, di sisi timur dataran Amerika, pada tanggal 28 Juli hingga 3
Agustus 2000 yang lalu.
Kedua agenda politik Amerika itu memang telah
disiarkan melalui media cetak maupun elektronik secara besar-besaran. Setiap
harinya stasiun-stasiun TV seperti berlomba menyiarkannya secara langsung dari
arena Konvensi, disertai dengan berbagai komentar, analisis, tanya-jawab,
peristiwa-peristiwa terkait, dan sampai digunakannya media “chatting” di
internet yang bisa diikuti oleh siapa saja.
Tanpa publikasi yang seheboh Konvensi Partai
Republik dan Demokrat, ternyata Partai Reformasi juga menyelenggarakan Konvensi
Nasionalnya di kota pantai Long Beach, California, pada tanggal 10-13 Agustus 2000,
dengan kandidat presidennya Pattrick J. Buchanan. Ini adalah bagian dari
kegiatan partai “penggembira” yang selalu muncul menyisip sebagai partai
independent, selain ada juga Partai Hijau, Partai Sosialis, Partai Konstitusi,
Partai Hukum Alam, dan Partai Libertarian. Mereka adalah sekelompok partai
“gurem” yang keberadaannya tidak diabaikan, sekalipun tidak pernah memperoleh
jumlah suara yang meyakinkan.
***
Konvensi Nasional semacam ini memang menjadi semacam
seremoni formalitas bagi partai-partai untuk mengumumkan kandidatnya
masing-masing, baik bagi presiden maupun wakil presiden pasangannya.
Selanjutnya, para kandidat ini akan bersafari ke segenap pelosok negeri untuk
berkampanye menggalang suara bagi kemenangannya.
Sejauh ini dari hasil berbagai jajak pendapat,
George Bush nampaknya masih lebih unggul dibandingkan Al Gore. George Bush
“diuntungkan” dengan adanya dukungan dari sebagian besar Gubernur negara bagian
yang berasal dari partai yang sama, yaitu para Republikan. Namun masih banyak
kemungkinan dapat terjadi, tergantung keberhasilan mereka berkampanye,
“menjual” program, dan terutama menarik simpati dari pendukung tradisional
partai lawan agar beralih mendukunya, dan hal semacam ini sudah jamak terjadi.
Pacuan kandidat presiden dan wakil presiden akan terus berlangsung, hingga hasil akhirnya baru akan diketahui pada tanggal 7 Nopember nanti saat rakyat Amerika menuju ke TPS-TPS (sengaja tidak saya katakan “berduyun-duyun”, karena kabarnya urusan coblos-menyoblos ini di Amerika tidak segegap-gempita di Indonesia). Saat itu rakyat Amerika akan memencet tombol mesin pemungut suara, dan lalu menunggu hasil perhitungannya secara nasional. Kita lihat saja nanti, siapakah yang akan memimpin negara adikuasa mulai tahun 2001 nanti.-
New Orleans, 18 Agustus 2000.
Yusuf
Iskandar
[Kembali]