Catatan Dari Golden, Colorado :

 

Berguru Kepada Pak Stermole

 

Minggu lalu, tepatnya tanggal 4-8 Desember 2000 saya memperoleh kesempatan untuk mengikuti kursus “Economic Evaluation and Investment Decision Methods” di kampus Colorado School of Mines (CSM). Kampus CSM ini terletak di kota kecil Golden, di pinggiran sebelah barat kota Denver, negara bagian Colorado. Pengajarnya adalah Franklin J. Stermole dan John M. Stermole, pasangan bapak-anak yang juga adalah penulis dari buku yang berjudul sama.

 

Buku yang sama sebenarnya pernah saya pelajari saat kuliah dulu karena memang topik tersebut menjadi pelajaran wajib bagi mahasiswa Tambang. Bahkan untuk menghabiskan buku setebal sekitar 700 halaman itu membutuhkan waktu dua semester. Kini, bersama dengan Mas Gandhi Hermawan (alumni Tambang ’79), materi yang sama diajarkan hanya dalam waktu empat setengah hari. Mulanya sempat terpikir : Apa waktunya cukup, ya? Ternyata memang cukup, karena itu ada pendalaman materi di satu topik dan pengkajian sekilas di topik lainnya. Masih ditambah dengan penyelesaian soal-soal yang sering membuat kami keteter, serta disuguhi PR setiap harinya.

 

Apa menariknya? Kalau dahulu sewaktu kuliah, dua semester mempelajari buku tsb. targetnya adalah agar dapat lulus ketika ujian. Kini, targetnya adalah agar paham untuk dapat diterapkan di tempat kerja. Dua hal yang sangat berbeda. Hal yang terakhir itu ternyata memang sangat menarik dan (sebenarnya) sangat penting bagi menunjang pekerjaan sehari-hari. Terutama bidang-bidang pekerjaan yang berkaitan dengan kajian atau analisa ekonomi, perhitungan untung-rugi, atau pemilihan alternatif terhadap suatu proyek maupun rencana-rencana pengembangannya, agar diperoleh keputusan yang paling ekonomis.

 

***

 

Di bawah suhu udara dingin kota Golden, setiap hari kami mesti berkonsentrasi penuh mendengarkan kuliah dari kedua Pak Stermole (Frank - bapaknya dan John - anaknya) yang menjelaskan secara bergantian berbagai teori dan hitungan-hitungan ekonomi. Saat ini memang sedang musim dingin, suhu udara siang hari berkisar 40 derajad Fahrenheit (4,5 derajad Celcius), dan di malam hari suhu udara bisa  berada di bawah titik beku.

 

Belajar dalam suhu udara dingin dan dalam keadaan sedang berpuasa, seringkali membuat mata liyer-liyer (berada dalam suasana ngantuk berat). Sementara peserta lain kalau terserang rasa kantuk langsung mengambil minum dan makanan, lha kalau saya ya ngantuk saja terus sampai “virus” ngantuknya bosan. 

 

Di hari kedua kursus (Selasa, 5 Desember 2000), John Stermole mengundang ke-27 peserta untuk datang beramah-tamah ke rumahnya yang tergolong mewah. Dari sore hingga malamnya kami dijamu dengan hidangan ala kadarnya (tentu ala kadarnya versi Amerika). Bagi saya dan Mas Gandhi, acara ini sekaligus menjadi acara buka puasa bersama Pak Stermole.

 

Salju sedang turun ketika sore itu seusai kursus kami menuju ke rumah John Stermole dengan numpang mobilnya Frank Stermole. Kendaraan yang kami tumpangi melaju perlahan di tengah jalanan yang tertutup salju. Timbunan salju memang tidak terlalu tebal, sehingga Frank Stermole yang berusia 65 tahun itu masih cukup gesit menempuh perjalanan sekitar 30 menit dari kampus CSM menuju ke rumahnya John Stermole.

 

Dalam kesempatan omong-omong dengan Pak Frank Stermole ini kelihatannya beliau sangat tertarik dengan dunia pendidikan pertambangan di Indonesia dan menunjukkan komitmennya untuk membantu. Terlebih lagi beliau tahu bahwa bukunya menjadi pelajaran wajib dalam kurikulum jurusan Tambang. Spontan saya mengemukakan bahwa saya akan segera menindak-lanjuti komitmennya itu. Bukunya yang saat ini beredar adalah edisi ke-9, sedangkan yang edisi ke-10 tidak lama lagi akan beredar.

 

Kedua Pak Stermole ini sudah beberapa kali berkunjung ke Indonesia, juga dalam rangka memberikan materi kursus yang sama. Antara lain yang pernah diadakan oleh PT Aneka Tambang, PT Tambang Timah serta perusahaan perminyakan di Indonesia. Artinya bagi Prof. Stermole, Indonesia sudah tidak asing lagi.

 

Sayangnya kedua Pak Stermole ini belum sempat mempelajari tentang peraturan sistem perpajakan di Indonesia terutama yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam. Maka pada saat kursus pun saya jadi “ikutan” mempelajari evaluasi ekonomi berdasarkan sistem perpajakan di Amerika. Demikian halnya dalam bukunya (text-book) pun kita juga akan belajar tentang sistem perpajakan di Amerika. Tidak menjadi masalah sebenarnya, sepanjang kita tahu di mana letak perbedaannya.

 

***

 

Rasanya tidak berlebihan kalau saya menyimpulkan bahwa kursus ini merupakan kursus yang sangat berguna bagi kita yang bergerak di dunia industri pertambangan mineral serta migas dan industri kimia. Dan topik kursus ini merupakan salah satu topik kursus yang layak dipertimbangkan untuk diikuti (jika ada kesempatan) bagi mereka yang bergerak dalam penanganan proyek-proyek atau rencana-rencana pengembangan di dunia industri pertambangan mineral, migas maupun kimia.

 

Setiap tahunnnya, Pak Stermole mengagendakan 5-6 kali sesi kursus di berbagai kota di Amerika, di bawah lembaga Special Programs and Continuing Education (SPACE), Colorado School of Mines. Selain di dalam negeri Amerika sendiri, Pak Stermole juga memenuhi undangan mengajar di kursus yang sama ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Saat ini sedang dipersiapkan program kursus via internet (bagi yang berminat dapat memperoleh informasi lebih lengkap melalui : http://www.mines.edu/Outreach/Cont_Ed/econoeval.shtml).

 

Bagi saya, berguru kepada Pak Stermole ini berarti menambah bekal ilmu yang saya miliki yang sangat berharga terutama berkaitan dengan bidang-bidang evaluasi proyek.

 

 

Golden, 8 Desember 2000.

Yusuf Iskandar

 

 

[Kembali]