Sebuah Catatan :
Ancaman kutu milenium sudah semakin dekat. Lebih 170
negara di dunia sudah mengagendakan berbagai program menghadapi problem Y2K,
ada yang gencar dan besar-besaran dan ada juga yang alon-alon waton kelakon.
Enam bulan menjelang tibanya hari "H" (1 Januari 2000), para ahli
Bank Dunia saling urun rembug dalam konferensi global yang khusus
membicarakan masalah Y2K itu. Dan, para ahli sepakat bahwa "binatang"
yang satu ini tidak akan begitu saja terbasmi begitu tanggal 1 Januari tahun
2000 tiba. Karena, masalahnya "terlalu global, terlalu kompleks dan
terlalu sistemik untuk secara total terselesaikan tepat waktu", kata
Carlos Braga, ketua program Y2K Bank Dunia.
Saking seriusnya masalah ini, para ahli menghimbau
kepada negara-negara di dunia agar berbuat sebanyak mungkin yang bisa dilakukan
dalam kurun sisa waktu enam bulan mendatang ini, guna menyiapkan thethek-bengek
sistem dan perangkat komputer di negaranya masing-masing, lebih bersikap
terbuka terhadap problem yang mungkin timbul, dan menyiapkan rancangan cadangan
jika ternyata mengalami kegagalan dalam sistem komputernya.
Termasuk mengantisipasi reaksi masyarakat yang
mungkin timbul seperti penarikan uang (karena takut bank-nya tidak mampu
mengatasi serangan kutu) dan penimbunan bahan makanan (karena takut jaringan
sistem distribusi juga terganggu). Namun demikian, tetap diminta agar tidak
perlu panik. Sebuah himbauan atas kekhawatiran yang kedengarannya sangat
berlebihan, sekalipun sebenarnya masuk akal.
Kendati demikian, masih dalam kerangka yang sama,
ada satu nasehat menarik yang disampaikan oleh James Lee Witt, Kepala US Federal
Emergency Management Agency, yang kurang lebih bunyinya begini : "Cegahlah
apa yang Anda bisa, tanganilah dengan baik apa yang Anda tidak bisa
(mencegahnya)", dalam menghadapi ancaman kutu (tidak busuk) milenium Y2K.
Saya mencoba merenungkan sejenak nasehat bijaksana
itu : Yen tak pikir-pikir.........., nasehat itu sebenarnya justru lebih
pas untuk menyiasati beban, tantangan dan peluang hidup yang sedang dihadapi
oleh bangsa kita saat ini.-
New Orleans, 30 Juni 1999.
Yusuf Iskandar
[Kembali]