Sebuah Catatan :
Pak Gubernur Akan Mogok Bersama Para Guru
Di Jakarta - 18 April 2000, unjuk rasa besar-besaran
para guru yang berdatangan ke pusat pemerintahan untuk menuntut kenaikan gaji
dan perbaikan nasib. Para wakil rakyat (DPR) dan para pejabat Depdikbud pada
intinya mendukung keluhan para bapak dan ibu guru itu. Bahkan Presiden Gus Dur
juga menjanjikan akan memperhatikan dan memperbaiki nasib para guru yang kini
merasa “tersinggung” disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa.
Di New Orleans - 19 April 2000, beberapa kelas
sekolah negeri meliburkan muridnya. Ada apa gerangan? Rupanya para gurunya
berbondong-bondong menuju Baton Rouge (ibukota negara bagian Louisiana) guna
berunjuk rasa besar-besaran menghadap Gubernur menuntut kenaikan upah.
Apakah mereka sudah semayanan (janjian)
hingga peristiwa unjuk rasa itu terjadi berturut-turut di tempat berbeda? Tentu
tidak……! Tapi pasti mereka telah sama-sama merasakan bahwa nasib mereka perlu
perbaikan.
Hingga kemarin saya masih menganggap kedua peristiwa
itu adalah kejadian yang biasa-biasa saja. Ada pihak yang merasa kurang
diperhatikan. Lalu karena mengeluh dengan cara yang baik dan enak tidak mempan,
ya ditempuhlah cara yang “tidak baik dan tidak enak”. Itu saja.
Baru ketika saya membaca koran lokal “The
Times-Picayune” hari ini, saya merasakan ada hal yang “aneh”. Di Jakarta,
Presiden Gus Dur (yang adalah orang upahan, kata Emha Ainun Nadjib) telah mengabulkan
tuntutan para guru, meskipun tentu saja belum memuaskan. Di Louisiana, sudah
sebulan ini belum ada tanda-tanda akan dipenuhinya tuntutan para guru.
Sampai-sampai keluar tekad Pak Gubernur Mike Foster yang kira-kira Jawa-nya
berkata demikian : “Kalau DPRD tidak melakukan apa-apa, dan Anda (para guru)
merasa harus mogok, maka saya akan ada di sana bersama Anda”. Lho…, Pak
Gubernur akan ikut mogok bersama para guru ?
Kejadian
itu terasa “aneh” bagi saya (yang sudah terbiasa hidup dalam berdemokrasi Pancasila).
Trias politika murni agaknya memang diterapkan di Amerika. Jika perlu eksekutif
akan “bertarung” dengan legislatif atau yudikatif (tidak ada konspirasi
tilpun-tilpunan). Ya, seperti tekadnya Pak Gubernur itu.
Ternyata Pak Gubernur memang ngiras-ngirus
(sekaligus) sedang berupaya untuk menggolkan usulan menambah Pendapatan Asli
Daerah melalui usulan kenaikan pajak usaha yang hingga kini belum juga
disetujui pihak legislatif. Sebagian dari penambahan pemasukan dari pajak itu
rencananya akan dialokasikan untuk menaikkan gaji guru.
Perasaan “aneh” saya semakin menjadi-jadi, ketika
saya mencoba menganalogikan (meskipun ini analogi yang tidak tepat), peristiwa
di Louisiana dengan di Jakarta. Seandainya, Pak Presiden Gus Dur ikut berunjuk
rasa bersama para guru di gedung DPR/MPR …...-
New Orleans, 18 Mei 2000.
Yusuf Iskandar
[Kembali]